MATEMATIKA ALLAH
KBI akan mengajak sahabat untuk berhitung dengan "MATEMATIKA ALLAH", yaitu matematika yang tidak bisa dinalar dengan otak manusia. Bahkan jika manusia melakukan penelitianpun tidak akan menemukan jawabannya, karena semua itu adalah bagian dari rahasia Allah.
♥ MATEMATIKA SEDEKAH
...
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?
10 – 1 = 19
Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?
Sahabatku, Inilah matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari apa yang kita punya, maka Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Di dalam QS. 6: 160, Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat. Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah, tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat. Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti membalas dengan balasan yang pas buat kita.
Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak
Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat (walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya. Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:
10 – 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 – 2= 28
10 – 3= 37
10 – 4= 46
10 – 5= 55
10 – 6= 64
10 – 7= 73
10 – 8= 82
10 – 9= 91
10 – 10= 100
Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin banyak. Sahabatku, semakin banyak kita bersedekah, semakin banyak penggantian dari Allah. Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita. Aamiin.
♥ PAHALA SHALAT BERJAMAAH
1 + 1 =27
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dibandingkan shalat sendirian." (HR Bukhari dan Muslim). Dengan alasan ini, seperti diceritakan Jabir ra, saking inginnya mendapatkan keutamaan pahala shalat berjamaah di masjid, banyak sahabat dari Bani Salamah terdorong pindah rumah mendekati masjid Nabi.
Mendengar kabar tersebut , Rasulullah bertanya kepada mereka, "Benarkah kalian ingin pindah rumah mendekati masjid?" Mereka menjawab, "Benar, ya Rasulullah." Nabi bersabda, "Wahai Bani Salamah, tetaplah di tempat kalian, karena setiap langkah kaki kalian ke masjid dicatat satu pahala."
Selain itu, orang yang shalat berjamaah di masjid masih mendapat bonus pahala, yaitu setiap langkah kakinya ke masjid dapat menghapus satu kesalahan. Bahkan, selama menunggu datangnya shalat, dia tetap memperoleh pahala shalat. Setelah itu, selesai shalat, selama ia berada di masjid dan belum batal wudhu, para malaikat berdoa untuknya, "Ya Allah, berkahilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia." (Muttafaqun 'alaih).
Setelah selesai azan, kita disunahkan bershalawat dan berdoa untuk Rasulullah. Dengan melakukan ini, niscaya niscaya Allah memberi keberkahan 10 kali lipat dan kita akan mendapat syafaat dari Rasulullah di hari kiamat. Selain itu, sebelum dan atau sesudah shalat fardhu, kita dainjurkan melaksanakn shalat sunah rawatib.
Shalat tersebut berfungsi untuk menyempurnakan shalat fardhu yang kita tunaikan.
Setiap shalat sunah memiliki keutamaan, misalnya, "Dua rakaat shalat sunah sebelum Subuh lebih baik dibandingkan dunia dan seisinya." (HR Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa`i). Subhanallah, setiap shalat fardhu yang dilaksanakan secara berjamaah di masjid ternyata membawa gerbong pahala sangat besar.
♥ KEUTAMAAN PUASA 6 HARI DI BULAN SYAWAL
1 x 6 = 355
Imam Ahmad dan an-Nasa’i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dengan (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dengan (puasa) dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam “Shahih” mereka.)
Dari Abu Hurairoh rodhiallohu ‘anhu, Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam ber-sabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan lantas disambung dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun.” (HR. al-Bazzar). {al Mundziri berkata: “Salah satu sanad yang beliau miliki adalah shahih.”}
Puasa 6 hari di bulan Syawal, caranya boleh berturut-turut (Imam Ibnul Mubarok sesuai HR. Turmdzi) atau berselang-se-ling yang penting masih dibulan Syawal (Imam Ibnu Abdil Barr sesuai HR. Nasa’I dari Aisyah). Waktunya boleh langsung, sehari setelah Idul Fithri (Imam as-Subki). Boleh juga tidak langsng, karena dipakai untuk qadha puasa dan udzur lain (Jumhur Fuqaha).
Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (kebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya (1bulan x 10 = 10 bulan, dan 6 hari di bulan Syawal x 10 = 2 bulan), sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.
Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, diantaranya:
1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.
2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi saw di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi dan menyempurnakannya.
3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta’ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya”.
4. Puasa Ramadhan –sebagaimana disebutkan di muka- dapat mendatangkan maghfiroh atas dosa-dosa masa lalu. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya ‘Idul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah ‘Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini. Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pe-ngampunan dosa-dosa.
Dan perlu diingat pula bahwa shalat-shalat dan puasa sunnah serta sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala pada bulan Ramadhan adalah disyari’atkan sepanjang tahun, karena hal itu mengandung berbagai macam manfaat, di antaranya: ia sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan mahabbah (kecintaan) Allah kepada hambaNya, sebab terka-bulnya doa, demikian pula sebagai sebab dihapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikannya kedudukan.
Wallahu'alam bish shawab
♥ Semoga bermanfaat ♥
0 Komentar:
Post a Comment
Silakan komentar nya